Selasa, 06 Desember 2011


ASYIKNYA BELAJAR MELALUI BLOG.....
Lanjutan.....

Seluruh pengajaran yang efektif membutuhkan perencanaan cermat. Mengajar dengan teknologi dan media pengajaran tentu saja tidak dikecualikan. Untuk memastikan pengajaran yang efektif dengan menggunakan multimedia pelajaran yaitu blok, ada beberapa prosedur yang harus kita pertimbangan dan lakukan, antara lain sebagai berikut :

Menganalisis Pembelajar
            Pengembangan mata pelajaran dimulai dengan mengidentifikasi sifat unik dan karakteristik siswa.
·        Menentukan pengalaman siswa menggunakan sumber daya internet, seperti blog.
·        Mempertimbangkan tingkat perkembangan siswa terkait dengan ekspektasi.
Para pelajar saat ini sangat sering berinteraksi dengan dunia internet, mereka lebih tertarik untuk mengakses atau menggunakan fasilitas-fasilitas internet, baik dalam berkomunikasi, mencari bahan pelajaran, dan mencari hiburan dan dapat menghabiskan waktu berjam-jam di depan internet. Hal ini terbukti banyak pelajar yang menghabiskan waktunya didepan internet baik untuk memenuhi tugas sekolah, membangun relasi dan mencari hiburan, seperti main game online. Berdasarkan penelitian Bakker (dalam Carlk, 2006) yang menyatakan bahwa para pemain game rata-rata berusia antara 12-30 tahun dengan persentase 80 persen berusia 12-21 tahun adalah remaja atau pelajar. Hal ini mengakibatkan siswa tidak termotivasi untuk belajar di dalam kelas, yang dianggap sebagian pelajar atau siswa adalah hal yang membosankan. Melihat minat pelajar yang besar terhadap dunia internet, para pendidik dapat memanfaatkan hal ini dan mengarahkan penggunaan internet yang lebih positif, seperti belajar dengan bantuan teknologi internet. Dalam hal ini salah satunya adalah bisa menggunakan blog. 
Mengatakan Standar dan Tujuan
            Tujuannya memberi pendidik dan para siswa panduan menuju hasil-hasil belajar.
·        Mempertimbangkan pencapaian dan ekspektasi hasil di dalam lingkup sekolah dan ruang kelas
·        Mempertimbangkan kemampuan atau standar teknologi sebagai bagian dari kurikulum
·        Mempertimbangkan sumber daya yang tersedia bagi siswa anda.
Bila kita merujuk pada motivasi belajar siswa didalam kelas yang sangat kurang, khususnya mata pelajaran seperti IPA, matematika, kimia, dan fisika, yang sebagaian siswa menganggap mata pelajaran tersebut adalah mata pelajaran yang susah, rumit, membingungkan, dan membosankan, karena para pendidik hanya berfokus pada pemberian materi, dan memberikan rumus yang begitu banyak, sehingga siswa merasa susah dan tidak tertarik dengan mata pelajaran tersebut. Dengan batuan atau menggunakan teknologi dan media pempelajaran, pelajaran yang membosankan dan susah dapat lebih menarik dan mudah. Untuk tercapainya hal ini tentunya membutuhkan partisiapsi pihak sekolah dalam memberikan fasilitas, seperti memberikan fasilitas perangkat lunak (komputer) atau media-media pembelajaran lain yang dapat mendukung proses pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan karena untuk mendapatkan output siswa yang baik perlunya kerjasama atau keterlibatan seluruh komunitas sekolah, agar terciptanya suasana belajar mengajar yang kondusif dan efektif. Dan juga para pendidik juga harus mampu memanfaatkan fasilitas sarana dan prasarana yang disediakan sekolah untuk membantu proses belajar mengajar.

Memilih Strategi, Teknologi, Media dan Materi
            Terdapat beberapa metode yang bisa digunakan oleh para pendidik dan siswa dalam memanfaatkan blog sebagai media pembelajaran alternatif dalam rangka Go Blog Action. Masing masing metode ini menekankan peran pendidik, sebagai fasilitator pembelajaran, aktif menulis dan mencari sumber informasi dari berbagai sumber (Adri, 2008).
a.   Metode Pertama: Blog Guru atau Pendidik sebagai Pusat
Pembelajaran metode ini adalah metode paling sederhana dari pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran dan sangat mungkin diterapkan pada sekolah yang tidak terlalu memiliki fasilitas komputer dan Internet yang memadai. Para siswa tidak perlu membuat blog dan pusing-pusing mengisinya secara rutin karena seluruh topik pembelajaran beserta diskusi dan interaksinya sudah terpusat di satu tempat.
Pada metode ini, para pendidik harus memiliki blog-nya masing-masing yang akan diisi secara rutin dengan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan mata pelajaran yang diajarkan. Melalui fasilitas komentar, para siswa beserta pendidiknya bisa berdiskusi secara aktif mengenai topik tersebut. Pendidik dan siswa juga bisa saling memperkaya wawasan dan informasinya masing-masing dengan cara memberi link pada komentar tersebut yang menuju website lain yang relevan dengan materi tersebut.
Selain diisi oleh materi-materi pembelajaran, pendidik bisa juga memberikan tugas-tugas sekolah bagi para siswa di blog-nya. Tugas-tugas tersebut bisa saja dikerjakan di atas kertas dan dikumpulkan di kelas atau dikumpulkan kembali via Internet. Satu hal yang pasti, para siswa dapat memanfaatkan pencarian informasi di Internet untuk membantunya mengerjakan tugas-tugas tersebut.
Tidak berhenti hanya di materi pembelajaran dan tugas sekolah, blog juga memungkinkan para penulisnya untuk memasukkan animasi, lagu, video, dan fasilitas multimedia lainnya (Kurniawan, 2008). Pendidik bisa memanfaatkan beragamnya konten-konten di berbagai website di dunia untuk memberikan variasi dalam proses pembelajaran. Salah satu contoh konkretnya, misalnya, guru bisa menampilkan video yang menarik dan bermanfaat, yang diambil dari YouTube, sebuah situs untuk saling berbagi video dari orang-orang di seluruh dunia.
Dengan adanya blog yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja, proses pembelajaran tidak berhenti hanya sampai di kelas saja. Di rumah, di warnet, atau dimanapun, para siswa bisa melanjutkan proses pembelajarannya dengan cara membaca tulisan dari pendidiknya di blog, sekaligus berdiskusi di sana (Saefudin, 2007).
Keuntungan dari metode ini adalah metode ini relatif cepat dan mudah bagi para siswa, karena para siswa tidak perlu membuat blognya masing-masing. Selain itu, karena semua interaksi dilakukan di blog sang pendidik, setiap aktivitas yang dilakukan oleh para siswa tersebut dapat dipantau dengan mudah oleh pendidik tersebut. Hal ini akan meminimalisir adanya kalimat-kalimat negatif dari para siswa tersebut di blog-nya (Graham, 2005). Pendidik tentu saja harus mempromosikan blog-nya di kelas setiap kali dia mengajar, agar para siswa mengetahui tentang blog tersebut.

b.      Metode Kedua: Blog Pendidik dan Blog Murid yang Saling Berinteraksi
Bagi sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas komputer dan Internet, atau bagi sekolah yang berada di kota-kota besar sehingga para siswa dan pendidiknya lebih sering mengakses Internet, metode kedua ini sangat tepat untuk diterapkan (Enterprise, 2008). Karena siswa-siswa dan pendidik memiliki kesempatan lebih banyak untuk menggunakan Internet, para siswa dan pendidik ini seharusnya mampu mengelola blog mereka masing-masing.
Menurut Rouf (2007), pada dasarnya, metode kedua ini cukup mirip dengan metode pertama, karena blog milik sang pendidik masih memegang peran yang sangat penting sebagai fasilitator dan pengarah para murid dalam kurikulum pendidikan. Satu hal yang membedakan metode kedua dengan metode pertama adalah bahwa para siswa harus memiliki blog-nya masing-masing.
Kelebihan yang cukup signifikan dari metode kedua ini dibandingkan dengan metode pertama adalah bahwa para siswa akan memiliki semangat yang lebih dalam berkompetisi dengan teman-temannya. Tentu saja iklim kompetisi ini harus ditumbuhkan oleh pendidik dengan cara memberi berbagai bonus baik itu bonus nilai maupun bonus di dunia nyata bagi siswa yang blog-nya diurus dengan rutin dan serius (Santosa, 2005).

c.   Metode Ketiga: Komunitas Blogger Pembelajar 
Metode ini adalah metode pengembangan lebih jauh dari dua metode sebelumnya. Dalam dua metode tersebut, pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran lewat blog adalah pendidik dan siswa dari satu sekolah yang sama (Kurniawan, 2008). Dengan metode ketiga ini, para pendidik dan siswa yang berada dari sekolah yang berbeda-beda dapat saling berinteraksi, berdiskusi, dan belajar di dalam sebuah blog saja. Blog tersebut dapat dikatakan sebagai pusat pembelajaran (learning center).
Metode ini membawa banyak manfaat bagi para guru dan siswa yang terlibat di dalamnya. Selain manfaat-manfaat penggunaan blog seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa manfaat tambahan yang didapatkan oleh para pendidik dan siswa yang berada di sekolah yang berbeda, antara lain adalah: Pertama, terbentuknya jaringan antar pendidik dan siswa dari sekolah yang berbeda tersebut. Murid maupun pendidik yang sebelumnya tidak saling mengenal satu sama lain, dapat saling mengenal melalui aktivitas interaksi mereka di blog bersama ini. Manfaat yang pertama ini terasa semakin signifikan apabila disandingkan dengan fakta bahwa para siswa ini gemar untuk berinteraksi lewat situs-situs jejaring sosial. Kedua, semakin banyak pihak yang terlibat dalam sebuah diskusi, isi tulisan maupun diskusi pun akan semakin kaya dan bervariasi. Bisa jadi, komunitas pembelajar yang difasilitasi lewat sebuah blog ini akan mencetuskan suatu ide yang dapat menghasilkan gagasan-gagasan baru.
Salah satu contoh blog milik para guru yang menggunakan metode ini adalah blog.pengajar.web.id, walaupun blog tersebut tidak 100% difungsikan sebagai sarana pembelajaran

Menggunakan Teknologi, Media dan Material
Blog sebagai media pembelajaran yang dapat ditmanfaatkan antara lain :
  1. Perangkat pembelajaran.
Perangkat pembelajaran ini dapat digunakan sebagai patokan mengajar guru serta siswa dapat mengaksesnya sehingga tahu apa yang akan dikerjakan guru ke depannya diharapkan siswa akan siap dalam menghadapi pelajaran.
  1. Materi ajar
Materi ajar ini dapat berupa materi presentasi ajar, seperti power point yang bisa di share dengan slidesrare yang bisa di fullscreen sehingga bisa digunakan untuk mengajar di kelas ketika kita tidak punya komputer dalam jumlah banyak. video percobaan misal mata pelajaran IPA yang memudahkan siswa dalam memhami suatu konsep IPA, dan juga animasi IPA yang menambah memperjelas materi yang sulit di pahami siswa.
  1. Latihan soal dan pembahasan.
Latihan soal ini dapat digunakan untuk pembahasan di kelas atau siswa dapat berlatih di rumah karena dapat kapan saja membuka internet, apalagi jaman sekarang yang sudah banyak menggunakan modem dirumahnya.
  1. Evaluasi
Dengan evaluasi online contohnya seperti di bawah ini dapat digunakan siswa untuk variasi evaluasi dalam pembelajaran sehingga lebih interaktif. dengan evalausi ini siswa dapat langsung mengetahui jawaban benar atau salah, pembahasnnya, analisis dan ketuntasannya, sehingga anak langsung puas ketika evalausi. Jika soal dibuat dalam jumlah banyak maka soal bisa lebih bervariasi karena bisa di seting secara acak.
  1. Bank soal.
Bank soal ini bisa di akses siswa sehingga pendidik bisa memberi tugas dan siswa tinggal mendownloadnya dan dikerjakan dirumah.
  1. Link-link pembelalajaran.
Kadang karena keterbatasan waktu pendidik, tidak bisa membuat animasi-animasi atau materi secara lengkap sehingga guru bisa membuat link blognya ke dalam website-website pemerintah yang sudah banyak materinya seperti edukasi.net, jogja belajar, rumah belajar, atau website luar buatan negeri yang animasinya bagus.

Mengharuskan Partisipasi Pembelajaran
      Libatkan seluruh siswa dalam kegiatan langsung untuk memastikan bahwa mereka terlibat dalam belajar mereka sendiri. Para pendidik dapat memilih metode pengajaran yang memanfaatkan blog apa yang akan digunakan dalam membantu proses belajar mengajar. Pada setiap metode pengajaran yang memanfaatkan blog, para pendidik dapat mendorong siswanya secara aktif dalam proses pengajaran yang berlangsung. Seperti penjalasan diatas pada metode pertama: blog guru atau pendidik sebagai pusat, untuk mendorong para siswa untuk aktif berdiskusi, guru bisa memberi semacam insentif tambahan nilai bagi para siswa yang aktif di blog pendidiknya dan memberikan komentar-komentar yang bermanfaat bagi siswa lainnya (Anwas, 2000). Selain itu pendidik dapat mendorong siswa untuk aktif berdiskusi, menulis di dalam bloknya. Menurut Adri (2008), pada tahap awal, apabila para siswa tidak memiliki blog dan mungkin saja tidak tertarik untuk memiliki blog, pendidik harus mendorong para siswa untuk memiliki blog. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa-siswanya dan dituliskan di blog-nya masing-masing. Apabila hal ini dilakukan secara berkala, setiap siswa pun akan terbiasa menulis dan membaca. Hal ini akan membuat para siswa menjadi selangkah lebih maju secara intelektual.
Terdapat sebuah contoh dari guru yang telah melakukan cara ini, yaitu Awan Sundiawan, yang memiliki blog dengan alamat awan965.wordpress.com. Pak Awan adalah guru di SMA Kosgoro Kuningan, Jawa Barat. Ia pernah memberikan beberapa tugas yang harus dikerjakan oleh para siswanya untuk kemudian ditulis di blognya. Seperti data yang didapat dari salah satu halaman blog milik Pak Awan, dari lima kelas yang dipegang oleh Pak Awan, masing-masing kelas menyumbang sekitar 30 orang blogger. Walaupun tidak semua blogger di masing-masing kelas tersebut kemudian rutin menulis dan menjadi blogger aktif, cara ini sangat bermanfaat untuk memperkenalkan blog kepada siswa SMA.


Mengevaluasi
            Menilai belajar siswa adalah penting untuk menentukan apakah para siswa telah mencapai tujuan-tujuan. Dan, pendidik harus berefleksi pada pengalaman belajar yang telah pendidik rancang dengan mengevaluasi dan merevisi rancangan dan pelakasanaan mata pelajaran pendidik. Pendidik bisa gunakan berbagai alat penilaian, sperti ujian, persentasi, dan material portofolio siswa untuk menilai keberhasilan dalam belajar melalui blog.
Hal ini juga dapat digunakan di perguruan tinggi, seperti halnya saya sendiri ikut merasakan asyiknya belajar melalui blog.
Berdasarkan uraian di atas maka ayo, kita kita mencoba untuk menggunakan teknologi untuk pembelajaran salah satunya blog. sehingga anak lebih kreatif, aktif dan tentunya pembelajaran lebih variatif dan tidak menjadi bosan.

Daftar Pustaka
Smaldino.E.S, dkk. 2011. Instructional Techonology And Media For Learning: Teknologi Pembelajaran Dan Media Untuk Belajar. Jakarta: Kencana
Sumber: Widiantoro.S,S.Pd. 2011. Blog Sebagai Media Pembelajaran IPA. http://guru-ipa-pati.blogspot.com
Skripsi : Pardede.P. 2010. Blog sebagai sebagai media pembelajaran dan alat pengelolaan serta pengembangan ilmu di perguruan tinggi. Universitas Kristen Indonesia.






Minggu, 04 Desember 2011


ASYIKNYA BELAJAR MELALUI BLOG........


 Pemunculan teknologi baru biasanya mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satu teknologi baru yang berdampak luar biasa terhadap kehidupan manusia sejak dua dekade terakhir abad 20 hingga saat ini adalah teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Fenomena TIK, yang terutama ditandai dengan penggunaan internet dan fasilitas-fasilitasnya, membuat akses terhadap informasi secara massif begitu cepat dan mudah sehingga masyarakat dunia disebut information society. Masyarakat, khususnya para pelajar sangat sering berinteraksi dengan dunia internet, mereka lebih tertarik untuk mengakses atau menggunakan fasilitas-fasilitas internet, baik dalam berkomunikasi, mencari bahan pelajaran, dan mencari hiburan dan dapat menghabiskan waktu berjam-jam di depan internet. Hal ini mengakibatkan siswa tidak termotivasi untuk belajar di dalam kelas, yang dianggap sebagian pelajar atau siswa adalah hal yang membosankan. Dengan melihat karakteristik siswa-siswa sekarang, diperlukan model-model pembelajaran yang lebih inovatif dan lebih bervariatif, agar tercapainya hasil belajar yang diharapkan.    
      Salah  satu fasilitas internet terbaru namun segera populer adalah weblogs yang dikenal juga dengan nama "blog". Meskipun baru diperkenalkan kepada komunitas "cyberspace" pada tahun 1998, peluncuran Blogger, sebuah induk pelayanan blig gratis pada bulan Agustus 1999 mendorong pertumbuhan blog dengan cepat (Blood, 2000). Pada bulan Desember 2007, Technorati, sebuah perusahaan bergerak di bidang mesin pencari blog melacak keberadaan lebih dari 112.000.000 blog (NumberOf.net, 2009), dan 120.000 blog baru bertambah sebagai wadah utama pencipta dan penyebar ilmu pengetahuan.   
       Sebuah blog pada hakikatnya merupakan suatu tempat menulis berbasis jaringan dunia maya. Dalam sebuah blog seluruh proses penulisan dan pengeditan informasidilakukan melalui sebuah pembaca jaringan dan segera terpublikasi di internet(Godwin, 2003). Kebanyakan blog berinduk pada penyedia blog seperti blogger.com,wordpress.com, weblog.com, atau multiply.com yang menyediakan template-template siap pakai dan tidak menuntut kemahiran teknis, estetik, atau perancangan dari pengguna (blogger). Kemudahan dalam penggunaan inilah yang membedakan blog dengan laman (website). Blog juga memiliki berbagai fitur yang tidak terdapat dalam laman standar, seperti tempat penulisan pesan (yang memungkinkan pembaca, secara langsung atau setelah diizinkan pemilik blok, menuliskan tanggapan di blog tersebut);penerbitan e-mail/SMS (yang mengizinkan pemilik blog atau sekelompok pengguna blog menempatkan tulisan di dalam blog secara langsung melalui e-mail or atau pesan telefon mobil); dan fitur berlangganan, yang memungkinkan seseorang secara otomatis menerima setiap pembaharuan (updates ) yang dilakukan pada semua blog yang digemarinya. Karena pada awalnya blog dibuat dan dikelola oleh individu, blog cenderung dipandang sebagai laman pribadi yang berfungsi sebagai rumah kedua untuk menyalurkan hobi menulis. Oleh karena itu, kebanyakan blog pada awalnya digunakan sebagai jurnal atau catatan harian yang memuat ide-ide dan hal-hal lain sebagai aktualisasi diri yang ingin diungkapkan pada komunitas global. Dalam waktu yang tidak lama, blog yang tadinya merupakan media berbasis teks juga dimungkinkan untuk memuat audio (dikenal dengan nama „podcasts‟) video („vlogs‟).
      Dengan demikian,pemilik dapat memasukkan (to upload) berbagai jenis muatan multi media ke blognya,seperti lukisan dalam deviantart (www.deviantart.com/), video dalam YouTube(www.youtube.com), file slide dan PDFs dalam SlideShare (www.slideshare.net) dan foto ke dalam Flickr.(www.flickr.com). Karena pengelolaan (mengedit, mengganti, atau memperbaharui isi) blog relatif mudah dan dapat dilakukan kapan saja dan dari mana saja (yang memiliki hubungan internet) dalam waktu singkat, serta isinya sangat variatif, blog kemudian tidak hanya digunakan sebagai rumah kedua saja tetapi juga sebagai media pemberitaan dan sarana promosi. Sehubungan dengan itu, dilihat dari sisi pemanfaatannya, blog dibedakan menjadi beberapa jenis, Sebagai dikutip dari Wikipediaindonesia.com, dilihat dari pemanfaatannya, blog dapat dibagai menjadi beberapa jenis, antara lain: 1) Blog politik: Tentang berita, politik, aktivis, dan semua persoalan berbasis blog (Seperti kampanye), 2) Blog pribadi: Disebut juga buku harian online yang berisikan tentang pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi atau syair, gagasan jahat, dan perbincangan teman, 3) Blog bertopik: Blog yang membahas tentang sesuatu, dan fokus pada bahasan tertentu, 4) Blog kesehatan: Lebih spesifik tentang kesehatan. Blog kesehatan kebanyakan berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru, keterangan-ketarangan tentang kesehatan, dll. 5) Blog sastra: Lebih dikenal sebagai litblog (Literary blog), 6) Blog perjalanan: Fokus pada bahasan cerita perjalanan yang menceritakan keterangan-keterangan tentang perjalanan/traveling, 7) Blog riset: Persoalan tentang akademis seperti berita riset terbaru, Blog hukum: Persoalan tentang hukum atau urusan hukum; disebut juga dengan blawgs (Blog Laws), 9) Blog media: Berfokus pada bahasan kebohongan atau ketidakkonsistensi media massa; biasanya hanya untuk koran atau jaringan televise, 10) Blog agama: Membahas tentang agama, 11) Blog pendidikan: Biasanya ditulis oleh pelajar atau guru, 12) Blog kebersamaan: Topik lebih spesifik ditulis oleh kelompok tertentu, 13) Blog petunjuk (directory): Berisi ratusan link halaman website, 14) Blog bisnis: Digunakan oleh pegawai atau wirausahawan untuk kegiatan promosi bisnis mereka, 15) Blog pengejawantahan: Fokus tentang objek diluar manusia; seperti anjing, 16) Blog pengganggu (spam): Digunakan untuk promosi bisnis affiliate; juga dikenal sebagai splogs (Spam Blog).
 “apakah blog dapat digunakan untuk multimedia pembelajaran?.
     Multimedia pembelajaran adalah aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali. 
    Dalam blog kita dapat memasukkan unsur-unsur media, yaitu teks, grafis, gambar, audio, bahkan video dan animasi secara terintegrasi. Masifnya penggunaan blog oleh banyak kalangan dan tersedianya berbagai fasilitas yang memungkinkan blog digunakan dengan mudah sebagai media penyampaian informasi berbentuk multi media, sebagai sarana berdiskusi yang tidak dibatasi ruang dan waktu, maupun pencatatan/pengarsipan telah menginspirasi para peneliti dan pendidik untuk memanfaatkannya sebagai media pembelajaran sejak 2005 (Downes, 2004). Maraknya penggunaan blog di sektor pendidikan dibuktikan oleh sekitar 400.000 blog pendidikan yang terhimpun dalam edublogs(www.edublogs.org). Dalam konteks pendidikan tinggi, blog dan fitur-fiturnya sangat potensial digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan tujuan utama, yakni: membantu mahasiswa mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang yang dipilihnya; memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan teknik berpikir kritis, logika, kemahiran berkomunikasi (lisan dan tulisan); dan mendorong mahasiswa menjadi pemikir dan pembelajar yang mandiri serta mampu bekerjasama (Allan, 1996)
   Pada penelitian sebelumnya, Penelitian Maryati (2009) pemanfaatan blog sebagai sumber belajar untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika kelas VII B SMP Negeri 2 Mlati Sleman. Dalam penelitian ini hasil dan kesimpulan yang didapatkan adalah  pemanfaatan blog sebagai sumber belajar mampu meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika kelas VIIB SMP Negeri 2 Mlati Sleman. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis karena sama-sama menggunakan pemanfaatan blog namun penelitian yang penulis lakukan adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sedangkan penelitian di atas hanya pada motivasi belajar.
     Dengan adanya blog yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja, proses pembelajaran tidak berhenti hanya sampai di kelas saja. Di rumah, di warnet, atau dimanapun, para siswa bisa melanjutkan proses pembelajarannya dengan cara membaca tulisan dari gurunya di blog, sekaligus berdiskusi di sana (Saefudin, 2007).

 

Jumat, 18 November 2011

The first experience
 
Pelatihan : Proses Belajar-Mengajar
Tugas pendidikan kontekstual yang menegangkan, menarik, dan menyenangkan yang merupakan tantangan pertama yang diberikan bu dina kepada kami selaku mahasiswa magister profesi psikologi USU yaitu masuk ke kelas kreatif teman-teman S1. Pengalaman pertama masuk ke kelas kreatif sebagai pembawa pemateri. 
Awalnya tidak yakin, bisa tidak ya..... tapi hal ini justru membuat saya menjadi memahami dan benar-benar mengaplikasikan ilmu psikologi pendidikan yang telah saya dapat baik dari S1 maupun S2. Hal-hal yang didapat dalam proses kegiatan:
Prinsip Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa agar menjadi manusia yang tahu, memahami dan mengaplikasikan ilmunya dengan berperilaku positif, berpegang pada konsepsi akademik, menanamkan persaingan antar siswa secara objektif, dan menguasai kelas. Melakukan kegiatan proses belajar mengajar bukanlah kegiatan yang dapat dilakukan dengan sekejap dan tanpa perencana sebelumnya. Untuk mendapatkan proses belajar-mengajar yang effektif, perlu pertimbangan yang matang. Ini adalah tugas pendidik untuk merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran. 
Merencanakan 
Apa yang ingin kita inginkan dari siswa kita supaya kita dapat melakukan sesuatu pada akhir pelajaran? apa yang seharusnya siswa ketahui pada akhir suatu pelajaran?. Pertanyaan-pertanyaan ini seharusnya harus dicari tau jawabannya oleh seorang pendidik, karena hal tersebut merupakan salah satu prasyarat untuk mengajar yang paling bermutu.
Untuk mewujudkan aktivitas yang lebih baik tentu membutuhkan perencanaan. Jadi pekerjaan yang sudah direncanakan dengan yang tidak akan memperoleh hasil yang berbeda pula. Maka dari itu sebagai pendidik atau pembawa materi dalam menghadapi peserta didik seyogyanya mempersiapkan perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut dimulai dari membuat satuan pelajaran atau rencana pembelajaran, silabus, materi ajar, metode yang akan digunakan, alat yang akan dibutuhkan dan bentuk evaluasi yang akan dilakukan, baik pretes maupun postest. Pentingnya prinsip-prinsip tujuan pengajaran adalah memberikan suatu kerangka kerja yang dapat membuat individu atau siswa merasa cocok. Seorang pendidik tanpa membuat kerangka kerja yang demikian ini akan mudah menyimpang dari tujuan, dan menghabiskan banyak waktu hanya pada satu topik saja. 
Pada saat merencanakan modul belajar-mengajar yang akan dilaksanakan, melalui proses yang panjang. Mencari model atau strategi belajar-mengajar yang akan digunakan, menimbang, mendiskusikan, membandingkan dan pada akhirnya memutuskan suatu modul belajar-mengajar yang akan menjadi pedoman bagi pendidik. Hal tersulit adalah ketika kita masuk dalan team work kita harus menyatukan setiap pemikiran yang ada pada masing-masing individu. Hal luar biasa pada saat kita saling bertukar pikiran adalah seperti membangun sebuah jalan, yang awalnya ada beberapa perempatan jalan,  yang setiap persimpangan akan menemukan jalan lain atau jalan buntu,dan bukan hal yang mudah untuk menemukan jalan terbaik, yang mana bukan hal mudah mengajak semua team kejalan yang sama. Tapi hal yang perlu diingat adalah manfaat yang luar biasa yang akan didapat yaitu membuka begitu banyak jalan, yang pada akhirnya perjalanan lebih dinamis dan luas. Itu semua adalah perjalanan yang menyenangkan.
Disini kami memaparkan modul belajar-mengajar,  
Melaksanakan
Setelah membuat perencanaan pengajaran, maka pendidik harus melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Diharapkan tidak terdapat penyimpangan yang terlalu jauh antara perencanaan dengan pelaksanaan. Melaksanakan pengajaran ini pendidik berada dalam posisi action di hadapan peserta didik. Pendidik tidak boleh terlalu mendominasi dan tidak boleh pula terlalu pasif. Dominasi pendidik dalam melaksanakan pengajaran akan memasung kreativitas anak didik, dan pendidik terlalu pasif akan berimbas pada melaturnya pikiran anak didik, tanpa arah, dan bahkan anak didik semakin bodoh manakala mayoritas anak didiknya berkarakter pasif pula.
Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas pendidik dihdapkan pada berbagai problematika atas keragaman bakat, minat, inteligensi, sikap dan kepribadian peserta didik. Untuk dapat mengatasi problematika tersebut pendidik hendaknya mampu memperhatikan manajemen kelas sehingga keragaman masing-masing peserta didik dapat diatasi dengan baik dan mencapai keberhasilan. Untuk mencapai keberhasilan pendidik dituntut membuat keputusan secara tepat di dalam kelas. Keputusan yang dapat diambil antara lain: 1). Sikap menjauhi perilaku menyimpang, 2). kemandirian akademik, 3). keseimbangan antara kerjasama dan persaingan antar peserta didik, 4). penguasaan kelas.
deskriftif pengalaman: Tiba saat pelaksanaan, detik-detik jarum jam menunjukkan jam 3... 
O..o....waktunya memasuki kelas..  wach....awal pertemuan dengan teman-teman kelas kreatif.. terbantu oleh bu dina yang telah memberikan jalan untuk mengenal sedikit teman-teman kelas kreatif.. dari awal hingga pelaksanaan masih selalu ada pertanyaan yang terus menerus muncul di kepala, bisa tidak ya melakukan sesuai rencana, apa yang akan terjadi, bagaimana cara menghandel para peserta didik yang dengan berbagai karakter, walaupun sudah banyak ilmu yang di dapat baik managemen kelas ataupun pengelolaan kelas. Namun, selama ini itu semua hanya sebatas ilmu yang saya pahami, tapi untuk aplikasinya belum ada jaminan kita juga akan berhasil mengaplikasikannya. Ini adalah tantangan untuk lebih mengenal potensi yang kita miliki, agar kita dapat mengetahui kemampuan yang ada dalam diri kita. Yang harus kita percayai adalah setiap individu memilki potensi dalam dirinya, hanya saja ada yang tidak sadar akan potensinya, yang berakibat lebih menghindar suatu kompetisi, takut gagal, dan tidak tertarik pada tugas. Hal ini harus dikembangkan bagi semua individu, pahami dirimu, temukan potensimu, hadapi setiap tantangan, maka jalan keberhasilan akan terbuka dan mampu menunjukkan performance yang terbaik.
Menilai 
Penilaian merupakan tolak ukur berhasil tidaknya proses pengajaran bagi seorang pendidik terhadap peserta didiknya. Peniliaan menjadi kunci pengajaran dalam keterikatan waktu tertentu. karenanya, pendidik dalam action di kelas hendaknya memperhatikan waktu. Berapa waktu dalam pembukaan melalui apersepsi, berapa waktu untuk melaksanakan pengajaran, dan berapa waktu untuk mengadakan penilaian. 
Untuk evaluasi kegiatan yang dilakukan baik dari segi peserta didik dan pendidik (penyampai materi/pemateri) berlangsung cukup baik. 
evaluasi untuk pemateri:
- melaksanakan kegiatan belajar-mengajar sesuai dengan modul yang telah ditetapkan, selalu ada improvisasi setiap sesi yang dilakukan untuk menghandel kelas.
- kurang berhasil dalam membangun keaktifan peserta dalam kegiatan belajar mengajar
- suasana kelas cukup kondusif dalam melaksanakan proses belajar-mengajar, sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang ada pada modul
- pada saat berlangsungnya kegiatan cukup terkoordinasi, walaupun tetap ada beberapa sesi kurang berjalan baik seperti (ice breaking awal (peserta kurang aktif, sesi kegiatan inti yaitu pengerjaan tugas, terlihat banyak waktu yang tidak sesuai dengan rencana)
evaluasi untuk peserta didik:
- setiap peserta masih kurang berani berekspresi, berkreatif, dan berinteraksi dalam kegiatan belajar-mengajar. Terlihat pada saat diskusi, para peserta tidak ikut berpartisipasi dalam suasana diskusi
- kurang menaruh perhatian pada performance dari peserta lainnya. Hal ini terlihat ada beberapa peserta tidak memperhatikan performance kelompok yang membuat drama, performance kelompok saat memaparkan hasil diskusinya.   
- peserta didik masih terfokus pada pengerjaan tugas masing-masing, sehingga peserta didik kehilangan kesempatan mendengarkan hasil diskusi kelompok lain. Pada hal manfaat membagi model kepada masing-masing kelompok dan memaparkan kedapan kelas, akan membantu peserta didik memahami 8 model belajar mengajar kreatif lebih mudah dan efisien, dimana setiap peserta tidak perlu membaca seluruh materi tetapi mendapat kesempatan untuk mendengarkan dan memahami kedelapan model belajar-mengajar kreatif dari kelompok peserta lainnya. 
- peserta didik masih terjebak pada pandangan benar dan salah, baik dan jelek. Terlihat peserta tidak berani dan ragu untuk memamparkan hasil diskusinya kedapan kelas
- siswa tidak berani mengeksplor pemikirannya dan cara berfikir masih terlalu kaku. Terlihat peserta tidak banyak mengeksplor daya cipta, imajinasi, penalaran mereka terhadap tugas yang diberikan. 

kegiatan ini banyak sekali memberikan manfaat baik dari segi pemahaman mengenai proses belajar-mengajar, aplikasi teori yang didapat, dll.  








 
   

Senin, 07 November 2011


Mempromosikan kemampuan atau kelebihan seseorng dan mengubur ketidakmampuan atau kelemahan yang dimiliki dirinya. Kecerdasan lebih dititik beratkan pada proses mencapai kondisi akhir terbaik walaupun memiliki keterbatasan yang dimilikinya.