Selasa, 06 Desember 2011


ASYIKNYA BELAJAR MELALUI BLOG.....
Lanjutan.....

Seluruh pengajaran yang efektif membutuhkan perencanaan cermat. Mengajar dengan teknologi dan media pengajaran tentu saja tidak dikecualikan. Untuk memastikan pengajaran yang efektif dengan menggunakan multimedia pelajaran yaitu blok, ada beberapa prosedur yang harus kita pertimbangan dan lakukan, antara lain sebagai berikut :

Menganalisis Pembelajar
            Pengembangan mata pelajaran dimulai dengan mengidentifikasi sifat unik dan karakteristik siswa.
·        Menentukan pengalaman siswa menggunakan sumber daya internet, seperti blog.
·        Mempertimbangkan tingkat perkembangan siswa terkait dengan ekspektasi.
Para pelajar saat ini sangat sering berinteraksi dengan dunia internet, mereka lebih tertarik untuk mengakses atau menggunakan fasilitas-fasilitas internet, baik dalam berkomunikasi, mencari bahan pelajaran, dan mencari hiburan dan dapat menghabiskan waktu berjam-jam di depan internet. Hal ini terbukti banyak pelajar yang menghabiskan waktunya didepan internet baik untuk memenuhi tugas sekolah, membangun relasi dan mencari hiburan, seperti main game online. Berdasarkan penelitian Bakker (dalam Carlk, 2006) yang menyatakan bahwa para pemain game rata-rata berusia antara 12-30 tahun dengan persentase 80 persen berusia 12-21 tahun adalah remaja atau pelajar. Hal ini mengakibatkan siswa tidak termotivasi untuk belajar di dalam kelas, yang dianggap sebagian pelajar atau siswa adalah hal yang membosankan. Melihat minat pelajar yang besar terhadap dunia internet, para pendidik dapat memanfaatkan hal ini dan mengarahkan penggunaan internet yang lebih positif, seperti belajar dengan bantuan teknologi internet. Dalam hal ini salah satunya adalah bisa menggunakan blog. 
Mengatakan Standar dan Tujuan
            Tujuannya memberi pendidik dan para siswa panduan menuju hasil-hasil belajar.
·        Mempertimbangkan pencapaian dan ekspektasi hasil di dalam lingkup sekolah dan ruang kelas
·        Mempertimbangkan kemampuan atau standar teknologi sebagai bagian dari kurikulum
·        Mempertimbangkan sumber daya yang tersedia bagi siswa anda.
Bila kita merujuk pada motivasi belajar siswa didalam kelas yang sangat kurang, khususnya mata pelajaran seperti IPA, matematika, kimia, dan fisika, yang sebagaian siswa menganggap mata pelajaran tersebut adalah mata pelajaran yang susah, rumit, membingungkan, dan membosankan, karena para pendidik hanya berfokus pada pemberian materi, dan memberikan rumus yang begitu banyak, sehingga siswa merasa susah dan tidak tertarik dengan mata pelajaran tersebut. Dengan batuan atau menggunakan teknologi dan media pempelajaran, pelajaran yang membosankan dan susah dapat lebih menarik dan mudah. Untuk tercapainya hal ini tentunya membutuhkan partisiapsi pihak sekolah dalam memberikan fasilitas, seperti memberikan fasilitas perangkat lunak (komputer) atau media-media pembelajaran lain yang dapat mendukung proses pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan karena untuk mendapatkan output siswa yang baik perlunya kerjasama atau keterlibatan seluruh komunitas sekolah, agar terciptanya suasana belajar mengajar yang kondusif dan efektif. Dan juga para pendidik juga harus mampu memanfaatkan fasilitas sarana dan prasarana yang disediakan sekolah untuk membantu proses belajar mengajar.

Memilih Strategi, Teknologi, Media dan Materi
            Terdapat beberapa metode yang bisa digunakan oleh para pendidik dan siswa dalam memanfaatkan blog sebagai media pembelajaran alternatif dalam rangka Go Blog Action. Masing masing metode ini menekankan peran pendidik, sebagai fasilitator pembelajaran, aktif menulis dan mencari sumber informasi dari berbagai sumber (Adri, 2008).
a.   Metode Pertama: Blog Guru atau Pendidik sebagai Pusat
Pembelajaran metode ini adalah metode paling sederhana dari pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran dan sangat mungkin diterapkan pada sekolah yang tidak terlalu memiliki fasilitas komputer dan Internet yang memadai. Para siswa tidak perlu membuat blog dan pusing-pusing mengisinya secara rutin karena seluruh topik pembelajaran beserta diskusi dan interaksinya sudah terpusat di satu tempat.
Pada metode ini, para pendidik harus memiliki blog-nya masing-masing yang akan diisi secara rutin dengan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan mata pelajaran yang diajarkan. Melalui fasilitas komentar, para siswa beserta pendidiknya bisa berdiskusi secara aktif mengenai topik tersebut. Pendidik dan siswa juga bisa saling memperkaya wawasan dan informasinya masing-masing dengan cara memberi link pada komentar tersebut yang menuju website lain yang relevan dengan materi tersebut.
Selain diisi oleh materi-materi pembelajaran, pendidik bisa juga memberikan tugas-tugas sekolah bagi para siswa di blog-nya. Tugas-tugas tersebut bisa saja dikerjakan di atas kertas dan dikumpulkan di kelas atau dikumpulkan kembali via Internet. Satu hal yang pasti, para siswa dapat memanfaatkan pencarian informasi di Internet untuk membantunya mengerjakan tugas-tugas tersebut.
Tidak berhenti hanya di materi pembelajaran dan tugas sekolah, blog juga memungkinkan para penulisnya untuk memasukkan animasi, lagu, video, dan fasilitas multimedia lainnya (Kurniawan, 2008). Pendidik bisa memanfaatkan beragamnya konten-konten di berbagai website di dunia untuk memberikan variasi dalam proses pembelajaran. Salah satu contoh konkretnya, misalnya, guru bisa menampilkan video yang menarik dan bermanfaat, yang diambil dari YouTube, sebuah situs untuk saling berbagi video dari orang-orang di seluruh dunia.
Dengan adanya blog yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja, proses pembelajaran tidak berhenti hanya sampai di kelas saja. Di rumah, di warnet, atau dimanapun, para siswa bisa melanjutkan proses pembelajarannya dengan cara membaca tulisan dari pendidiknya di blog, sekaligus berdiskusi di sana (Saefudin, 2007).
Keuntungan dari metode ini adalah metode ini relatif cepat dan mudah bagi para siswa, karena para siswa tidak perlu membuat blognya masing-masing. Selain itu, karena semua interaksi dilakukan di blog sang pendidik, setiap aktivitas yang dilakukan oleh para siswa tersebut dapat dipantau dengan mudah oleh pendidik tersebut. Hal ini akan meminimalisir adanya kalimat-kalimat negatif dari para siswa tersebut di blog-nya (Graham, 2005). Pendidik tentu saja harus mempromosikan blog-nya di kelas setiap kali dia mengajar, agar para siswa mengetahui tentang blog tersebut.

b.      Metode Kedua: Blog Pendidik dan Blog Murid yang Saling Berinteraksi
Bagi sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas komputer dan Internet, atau bagi sekolah yang berada di kota-kota besar sehingga para siswa dan pendidiknya lebih sering mengakses Internet, metode kedua ini sangat tepat untuk diterapkan (Enterprise, 2008). Karena siswa-siswa dan pendidik memiliki kesempatan lebih banyak untuk menggunakan Internet, para siswa dan pendidik ini seharusnya mampu mengelola blog mereka masing-masing.
Menurut Rouf (2007), pada dasarnya, metode kedua ini cukup mirip dengan metode pertama, karena blog milik sang pendidik masih memegang peran yang sangat penting sebagai fasilitator dan pengarah para murid dalam kurikulum pendidikan. Satu hal yang membedakan metode kedua dengan metode pertama adalah bahwa para siswa harus memiliki blog-nya masing-masing.
Kelebihan yang cukup signifikan dari metode kedua ini dibandingkan dengan metode pertama adalah bahwa para siswa akan memiliki semangat yang lebih dalam berkompetisi dengan teman-temannya. Tentu saja iklim kompetisi ini harus ditumbuhkan oleh pendidik dengan cara memberi berbagai bonus baik itu bonus nilai maupun bonus di dunia nyata bagi siswa yang blog-nya diurus dengan rutin dan serius (Santosa, 2005).

c.   Metode Ketiga: Komunitas Blogger Pembelajar 
Metode ini adalah metode pengembangan lebih jauh dari dua metode sebelumnya. Dalam dua metode tersebut, pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran lewat blog adalah pendidik dan siswa dari satu sekolah yang sama (Kurniawan, 2008). Dengan metode ketiga ini, para pendidik dan siswa yang berada dari sekolah yang berbeda-beda dapat saling berinteraksi, berdiskusi, dan belajar di dalam sebuah blog saja. Blog tersebut dapat dikatakan sebagai pusat pembelajaran (learning center).
Metode ini membawa banyak manfaat bagi para guru dan siswa yang terlibat di dalamnya. Selain manfaat-manfaat penggunaan blog seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa manfaat tambahan yang didapatkan oleh para pendidik dan siswa yang berada di sekolah yang berbeda, antara lain adalah: Pertama, terbentuknya jaringan antar pendidik dan siswa dari sekolah yang berbeda tersebut. Murid maupun pendidik yang sebelumnya tidak saling mengenal satu sama lain, dapat saling mengenal melalui aktivitas interaksi mereka di blog bersama ini. Manfaat yang pertama ini terasa semakin signifikan apabila disandingkan dengan fakta bahwa para siswa ini gemar untuk berinteraksi lewat situs-situs jejaring sosial. Kedua, semakin banyak pihak yang terlibat dalam sebuah diskusi, isi tulisan maupun diskusi pun akan semakin kaya dan bervariasi. Bisa jadi, komunitas pembelajar yang difasilitasi lewat sebuah blog ini akan mencetuskan suatu ide yang dapat menghasilkan gagasan-gagasan baru.
Salah satu contoh blog milik para guru yang menggunakan metode ini adalah blog.pengajar.web.id, walaupun blog tersebut tidak 100% difungsikan sebagai sarana pembelajaran

Menggunakan Teknologi, Media dan Material
Blog sebagai media pembelajaran yang dapat ditmanfaatkan antara lain :
  1. Perangkat pembelajaran.
Perangkat pembelajaran ini dapat digunakan sebagai patokan mengajar guru serta siswa dapat mengaksesnya sehingga tahu apa yang akan dikerjakan guru ke depannya diharapkan siswa akan siap dalam menghadapi pelajaran.
  1. Materi ajar
Materi ajar ini dapat berupa materi presentasi ajar, seperti power point yang bisa di share dengan slidesrare yang bisa di fullscreen sehingga bisa digunakan untuk mengajar di kelas ketika kita tidak punya komputer dalam jumlah banyak. video percobaan misal mata pelajaran IPA yang memudahkan siswa dalam memhami suatu konsep IPA, dan juga animasi IPA yang menambah memperjelas materi yang sulit di pahami siswa.
  1. Latihan soal dan pembahasan.
Latihan soal ini dapat digunakan untuk pembahasan di kelas atau siswa dapat berlatih di rumah karena dapat kapan saja membuka internet, apalagi jaman sekarang yang sudah banyak menggunakan modem dirumahnya.
  1. Evaluasi
Dengan evaluasi online contohnya seperti di bawah ini dapat digunakan siswa untuk variasi evaluasi dalam pembelajaran sehingga lebih interaktif. dengan evalausi ini siswa dapat langsung mengetahui jawaban benar atau salah, pembahasnnya, analisis dan ketuntasannya, sehingga anak langsung puas ketika evalausi. Jika soal dibuat dalam jumlah banyak maka soal bisa lebih bervariasi karena bisa di seting secara acak.
  1. Bank soal.
Bank soal ini bisa di akses siswa sehingga pendidik bisa memberi tugas dan siswa tinggal mendownloadnya dan dikerjakan dirumah.
  1. Link-link pembelalajaran.
Kadang karena keterbatasan waktu pendidik, tidak bisa membuat animasi-animasi atau materi secara lengkap sehingga guru bisa membuat link blognya ke dalam website-website pemerintah yang sudah banyak materinya seperti edukasi.net, jogja belajar, rumah belajar, atau website luar buatan negeri yang animasinya bagus.

Mengharuskan Partisipasi Pembelajaran
      Libatkan seluruh siswa dalam kegiatan langsung untuk memastikan bahwa mereka terlibat dalam belajar mereka sendiri. Para pendidik dapat memilih metode pengajaran yang memanfaatkan blog apa yang akan digunakan dalam membantu proses belajar mengajar. Pada setiap metode pengajaran yang memanfaatkan blog, para pendidik dapat mendorong siswanya secara aktif dalam proses pengajaran yang berlangsung. Seperti penjalasan diatas pada metode pertama: blog guru atau pendidik sebagai pusat, untuk mendorong para siswa untuk aktif berdiskusi, guru bisa memberi semacam insentif tambahan nilai bagi para siswa yang aktif di blog pendidiknya dan memberikan komentar-komentar yang bermanfaat bagi siswa lainnya (Anwas, 2000). Selain itu pendidik dapat mendorong siswa untuk aktif berdiskusi, menulis di dalam bloknya. Menurut Adri (2008), pada tahap awal, apabila para siswa tidak memiliki blog dan mungkin saja tidak tertarik untuk memiliki blog, pendidik harus mendorong para siswa untuk memiliki blog. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa-siswanya dan dituliskan di blog-nya masing-masing. Apabila hal ini dilakukan secara berkala, setiap siswa pun akan terbiasa menulis dan membaca. Hal ini akan membuat para siswa menjadi selangkah lebih maju secara intelektual.
Terdapat sebuah contoh dari guru yang telah melakukan cara ini, yaitu Awan Sundiawan, yang memiliki blog dengan alamat awan965.wordpress.com. Pak Awan adalah guru di SMA Kosgoro Kuningan, Jawa Barat. Ia pernah memberikan beberapa tugas yang harus dikerjakan oleh para siswanya untuk kemudian ditulis di blognya. Seperti data yang didapat dari salah satu halaman blog milik Pak Awan, dari lima kelas yang dipegang oleh Pak Awan, masing-masing kelas menyumbang sekitar 30 orang blogger. Walaupun tidak semua blogger di masing-masing kelas tersebut kemudian rutin menulis dan menjadi blogger aktif, cara ini sangat bermanfaat untuk memperkenalkan blog kepada siswa SMA.


Mengevaluasi
            Menilai belajar siswa adalah penting untuk menentukan apakah para siswa telah mencapai tujuan-tujuan. Dan, pendidik harus berefleksi pada pengalaman belajar yang telah pendidik rancang dengan mengevaluasi dan merevisi rancangan dan pelakasanaan mata pelajaran pendidik. Pendidik bisa gunakan berbagai alat penilaian, sperti ujian, persentasi, dan material portofolio siswa untuk menilai keberhasilan dalam belajar melalui blog.
Hal ini juga dapat digunakan di perguruan tinggi, seperti halnya saya sendiri ikut merasakan asyiknya belajar melalui blog.
Berdasarkan uraian di atas maka ayo, kita kita mencoba untuk menggunakan teknologi untuk pembelajaran salah satunya blog. sehingga anak lebih kreatif, aktif dan tentunya pembelajaran lebih variatif dan tidak menjadi bosan.

Daftar Pustaka
Smaldino.E.S, dkk. 2011. Instructional Techonology And Media For Learning: Teknologi Pembelajaran Dan Media Untuk Belajar. Jakarta: Kencana
Sumber: Widiantoro.S,S.Pd. 2011. Blog Sebagai Media Pembelajaran IPA. http://guru-ipa-pati.blogspot.com
Skripsi : Pardede.P. 2010. Blog sebagai sebagai media pembelajaran dan alat pengelolaan serta pengembangan ilmu di perguruan tinggi. Universitas Kristen Indonesia.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar