ASYIKNYA BELAJAR MELALUI BLOG.....
Lanjutan.....
Seluruh pengajaran yang
efektif membutuhkan perencanaan cermat. Mengajar dengan teknologi dan media
pengajaran tentu saja tidak dikecualikan. Untuk memastikan pengajaran yang
efektif dengan menggunakan multimedia pelajaran yaitu blok, ada beberapa
prosedur yang harus kita pertimbangan dan lakukan, antara lain sebagai berikut
:
Menganalisis Pembelajar
Pengembangan
mata pelajaran dimulai dengan mengidentifikasi sifat unik dan karakteristik
siswa.
·
Menentukan pengalaman siswa menggunakan sumber daya internet, seperti blog.
·
Mempertimbangkan tingkat perkembangan siswa terkait dengan ekspektasi.
Para pelajar saat ini sangat
sering berinteraksi dengan dunia internet, mereka lebih tertarik untuk
mengakses atau menggunakan fasilitas-fasilitas internet, baik dalam
berkomunikasi, mencari bahan pelajaran, dan mencari hiburan dan dapat
menghabiskan waktu berjam-jam di depan internet. Hal ini terbukti banyak
pelajar yang menghabiskan waktunya didepan internet baik untuk memenuhi tugas sekolah, membangun relasi dan mencari
hiburan, seperti main game online. Berdasarkan penelitian Bakker
(dalam Carlk, 2006) yang menyatakan bahwa para pemain game rata-rata berusia
antara 12-30 tahun dengan persentase 80 persen berusia 12-21 tahun adalah
remaja atau pelajar. Hal ini mengakibatkan siswa tidak termotivasi untuk
belajar di dalam kelas, yang dianggap sebagian pelajar atau siswa adalah hal
yang membosankan. Melihat minat pelajar yang besar terhadap dunia internet,
para pendidik dapat memanfaatkan hal ini dan mengarahkan penggunaan internet
yang lebih positif, seperti belajar dengan bantuan teknologi internet. Dalam
hal ini salah satunya adalah bisa menggunakan blog.
Mengatakan Standar dan Tujuan
Tujuannya
memberi pendidik dan para siswa panduan menuju hasil-hasil belajar.
·
Mempertimbangkan pencapaian dan ekspektasi hasil di dalam lingkup sekolah
dan ruang kelas
·
Mempertimbangkan kemampuan atau standar teknologi sebagai bagian dari
kurikulum
·
Mempertimbangkan sumber daya yang tersedia bagi siswa anda.
Bila kita merujuk pada
motivasi belajar siswa didalam kelas yang sangat kurang, khususnya mata
pelajaran seperti IPA, matematika, kimia, dan fisika, yang sebagaian siswa
menganggap mata pelajaran tersebut adalah mata pelajaran yang susah, rumit,
membingungkan, dan membosankan, karena para pendidik hanya berfokus pada
pemberian materi, dan memberikan rumus yang begitu banyak, sehingga siswa
merasa susah dan tidak tertarik dengan mata pelajaran tersebut. Dengan batuan
atau menggunakan teknologi dan media pempelajaran, pelajaran yang membosankan
dan susah dapat lebih menarik dan mudah. Untuk tercapainya hal ini tentunya
membutuhkan partisiapsi pihak sekolah dalam memberikan fasilitas, seperti
memberikan fasilitas perangkat lunak (komputer) atau media-media pembelajaran
lain yang dapat mendukung proses pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan karena
untuk mendapatkan output siswa yang baik perlunya kerjasama atau keterlibatan
seluruh komunitas sekolah, agar terciptanya suasana belajar mengajar yang kondusif
dan efektif. Dan juga para pendidik juga harus mampu memanfaatkan fasilitas
sarana dan prasarana yang disediakan sekolah untuk membantu proses belajar
mengajar.
Memilih Strategi, Teknologi, Media dan
Materi
Terdapat
beberapa metode yang bisa digunakan oleh para pendidik dan siswa dalam
memanfaatkan blog sebagai media pembelajaran alternatif dalam rangka Go
Blog Action. Masing masing metode ini menekankan peran pendidik, sebagai
fasilitator pembelajaran, aktif menulis dan mencari sumber informasi dari
berbagai sumber (Adri, 2008).
a. Metode Pertama: Blog Guru atau Pendidik sebagai Pusat
Pembelajaran
metode ini adalah metode paling sederhana dari pemanfaatan blog sebagai
media pembelajaran dan sangat mungkin diterapkan pada sekolah yang tidak terlalu
memiliki fasilitas komputer dan Internet yang memadai. Para siswa tidak perlu
membuat blog dan pusing-pusing mengisinya secara rutin karena seluruh
topik pembelajaran beserta diskusi dan interaksinya sudah terpusat di satu
tempat.
Pada metode ini,
para pendidik harus memiliki blog-nya masing-masing yang akan diisi
secara rutin dengan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan mata pelajaran yang
diajarkan. Melalui fasilitas komentar, para siswa beserta pendidiknya bisa
berdiskusi secara aktif mengenai topik tersebut. Pendidik dan siswa juga bisa
saling memperkaya wawasan dan informasinya masing-masing dengan cara memberi link
pada komentar tersebut yang menuju website lain yang relevan
dengan materi tersebut.
Selain diisi oleh
materi-materi pembelajaran, pendidik bisa juga memberikan tugas-tugas sekolah
bagi para siswa di blog-nya. Tugas-tugas tersebut bisa saja dikerjakan di atas kertas dan dikumpulkan di
kelas atau dikumpulkan kembali via Internet. Satu hal yang pasti, para
siswa dapat memanfaatkan pencarian informasi di Internet untuk membantunya
mengerjakan tugas-tugas tersebut.
Tidak berhenti
hanya di materi pembelajaran dan tugas sekolah, blog juga memungkinkan
para penulisnya untuk memasukkan animasi, lagu, video, dan fasilitas multimedia
lainnya (Kurniawan, 2008). Pendidik bisa memanfaatkan beragamnya
konten-konten di berbagai website di dunia untuk memberikan variasi
dalam proses pembelajaran. Salah satu contoh konkretnya, misalnya, guru bisa
menampilkan video yang menarik dan bermanfaat, yang diambil dari YouTube,
sebuah situs untuk saling berbagi video dari orang-orang di seluruh dunia.
Dengan adanya blog
yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja, proses pembelajaran tidak
berhenti hanya sampai di kelas saja. Di rumah, di warnet, atau dimanapun, para
siswa bisa melanjutkan proses pembelajarannya dengan cara membaca tulisan dari pendidiknya di blog, sekaligus berdiskusi di sana
(Saefudin, 2007).
Keuntungan dari
metode ini adalah metode ini relatif cepat dan mudah bagi para siswa, karena
para siswa tidak perlu membuat blognya masing-masing. Selain itu,
karena semua interaksi dilakukan di blog sang pendidik, setiap aktivitas yang dilakukan oleh para siswa tersebut dapat dipantau
dengan mudah oleh pendidik tersebut. Hal ini akan meminimalisir adanya kalimat-kalimat
negatif dari para siswa tersebut di blog-nya (Graham, 2005). Pendidik tentu saja harus mempromosikan blog-nya
di kelas setiap kali dia mengajar, agar para siswa mengetahui tentang blog tersebut.
b.
Metode
Kedua: Blog Pendidik dan Blog Murid yang Saling Berinteraksi
Bagi sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas komputer dan
Internet, atau bagi sekolah yang berada di kota-kota besar sehingga para siswa
dan pendidiknya lebih sering
mengakses Internet, metode kedua ini sangat tepat untuk diterapkan (Enterprise, 2008). Karena
siswa-siswa dan pendidik
memiliki kesempatan lebih banyak untuk menggunakan Internet, para siswa dan pendidik ini seharusnya mampu
mengelola blog mereka masing-masing.
Menurut Rouf (2007), pada dasarnya, metode kedua ini cukup
mirip dengan metode pertama, karena blog milik sang pendidik masih memegang peran yang sangat
penting sebagai fasilitator dan pengarah para murid dalam kurikulum pendidikan.
Satu hal yang membedakan metode kedua dengan metode pertama adalah bahwa para
siswa harus memiliki blog-nya masing-masing.
Kelebihan yang cukup signifikan dari metode kedua ini
dibandingkan dengan metode pertama adalah bahwa para siswa akan memiliki
semangat yang lebih dalam berkompetisi dengan teman-temannya. Tentu saja iklim
kompetisi ini harus ditumbuhkan oleh pendidik dengan cara memberi berbagai bonus baik itu bonus nilai
maupun bonus di dunia nyata bagi siswa yang blog-nya diurus dengan
rutin dan serius (Santosa, 2005).
c. Metode Ketiga:
Komunitas Blogger Pembelajar
Metode ini adalah
metode pengembangan lebih jauh dari dua metode sebelumnya. Dalam dua metode
tersebut, pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran lewat blog adalah
pendidik dan siswa dari satu sekolah yang sama (Kurniawan,
2008). Dengan metode ketiga ini, para pendidik dan siswa yang
berada dari sekolah yang berbeda-beda dapat saling berinteraksi, berdiskusi,
dan belajar di dalam sebuah blog saja. Blog tersebut dapat
dikatakan sebagai pusat pembelajaran (learning center).
Metode ini membawa
banyak manfaat bagi para guru dan siswa yang terlibat di dalamnya. Selain
manfaat-manfaat penggunaan blog seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, ada beberapa manfaat tambahan yang didapatkan oleh para pendidik dan siswa yang berada di sekolah yang berbeda,
antara lain adalah: Pertama, terbentuknya jaringan antar pendidik dan siswa dari sekolah yang berbeda tersebut.
Murid maupun pendidik yang sebelumnya tidak saling mengenal
satu sama lain, dapat saling mengenal melalui aktivitas interaksi mereka di blog
bersama ini. Manfaat yang pertama ini terasa semakin signifikan apabila
disandingkan dengan fakta bahwa para siswa ini gemar untuk berinteraksi lewat
situs-situs jejaring sosial. Kedua, semakin banyak pihak yang terlibat
dalam sebuah diskusi, isi tulisan maupun diskusi pun akan semakin kaya dan
bervariasi. Bisa jadi, komunitas pembelajar yang difasilitasi lewat sebuah blog
ini akan mencetuskan suatu ide yang dapat menghasilkan gagasan-gagasan
baru.
Salah satu contoh blog
milik para guru yang menggunakan metode ini adalah blog.pengajar.web.id,
walaupun blog tersebut tidak 100% difungsikan sebagai sarana
pembelajaran
Menggunakan Teknologi, Media dan Material
Blog sebagai media
pembelajaran yang dapat ditmanfaatkan antara lain :
- Perangkat pembelajaran.
Perangkat
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai patokan mengajar guru serta siswa
dapat mengaksesnya sehingga tahu apa yang akan dikerjakan guru ke depannya
diharapkan siswa akan siap dalam menghadapi pelajaran.
- Materi ajar
Materi
ajar ini dapat berupa materi presentasi ajar, seperti power point yang bisa di
share dengan slidesrare yang bisa di fullscreen sehingga bisa digunakan untuk
mengajar di kelas ketika kita tidak punya komputer dalam jumlah banyak. video
percobaan misal mata pelajaran IPA yang memudahkan siswa dalam memhami suatu
konsep IPA, dan juga animasi IPA yang menambah memperjelas materi yang sulit di
pahami siswa.
- Latihan soal dan pembahasan.
Latihan
soal ini dapat digunakan untuk pembahasan di kelas atau siswa dapat berlatih di
rumah karena dapat kapan saja membuka internet, apalagi jaman sekarang yang
sudah banyak menggunakan modem dirumahnya.
- Evaluasi
Dengan
evaluasi online contohnya seperti di bawah ini dapat digunakan siswa untuk
variasi evaluasi dalam pembelajaran sehingga lebih interaktif. dengan evalausi ini
siswa dapat langsung mengetahui jawaban benar atau salah, pembahasnnya,
analisis dan ketuntasannya, sehingga anak langsung puas ketika evalausi. Jika
soal dibuat dalam jumlah banyak maka soal bisa lebih bervariasi karena bisa di
seting secara acak.
- Bank soal.
Bank soal
ini bisa di akses siswa sehingga pendidik bisa memberi tugas dan siswa tinggal
mendownloadnya dan dikerjakan dirumah.
- Link-link pembelalajaran.
Kadang
karena keterbatasan waktu pendidik, tidak bisa membuat animasi-animasi atau
materi secara lengkap sehingga guru bisa membuat link blognya ke dalam
website-website pemerintah yang sudah banyak materinya seperti edukasi.net,
jogja belajar, rumah belajar, atau website luar buatan negeri yang animasinya
bagus.
Mengharuskan Partisipasi Pembelajaran
Libatkan seluruh siswa dalam kegiatan
langsung untuk memastikan bahwa mereka terlibat dalam belajar mereka sendiri.
Para pendidik dapat memilih metode pengajaran yang
memanfaatkan blog apa yang akan digunakan dalam membantu proses belajar
mengajar. Pada setiap metode pengajaran yang memanfaatkan blog, para pendidik
dapat mendorong siswanya secara aktif dalam proses pengajaran yang berlangsung.
Seperti penjalasan diatas pada metode pertama: blog guru atau pendidik sebagai pusat, untuk mendorong para
siswa untuk aktif berdiskusi, guru bisa memberi semacam insentif tambahan nilai
bagi para siswa yang aktif di blog pendidiknya dan memberikan
komentar-komentar yang bermanfaat bagi siswa lainnya (Anwas, 2000). Selain itu
pendidik dapat mendorong siswa untuk aktif berdiskusi, menulis di dalam
bloknya. Menurut Adri (2008), pada tahap awal, apabila para siswa tidak
memiliki blog dan mungkin saja tidak tertarik untuk memiliki blog,
pendidik harus mendorong para siswa untuk memiliki blog. Salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan tugas yang harus dikerjakan
oleh siswa-siswanya dan dituliskan di blog-nya masing-masing. Apabila hal ini dilakukan secara berkala,
setiap siswa pun akan terbiasa menulis dan membaca. Hal ini akan membuat para
siswa menjadi selangkah lebih maju secara intelektual.
Terdapat sebuah
contoh dari guru yang telah melakukan cara ini, yaitu Awan Sundiawan, yang
memiliki blog dengan alamat awan965.wordpress.com. Pak Awan adalah
guru di SMA Kosgoro Kuningan, Jawa Barat. Ia pernah memberikan beberapa tugas
yang harus dikerjakan oleh para siswanya untuk kemudian ditulis di blognya.
Seperti data yang didapat dari salah satu halaman blog milik Pak Awan,
dari lima kelas yang dipegang oleh Pak Awan, masing-masing kelas menyumbang
sekitar 30 orang blogger. Walaupun tidak semua blogger di
masing-masing kelas tersebut kemudian rutin menulis dan menjadi blogger aktif,
cara ini sangat bermanfaat untuk memperkenalkan blog kepada siswa SMA.
Mengevaluasi
Menilai
belajar siswa adalah penting untuk menentukan apakah para siswa telah mencapai
tujuan-tujuan. Dan, pendidik harus berefleksi pada pengalaman belajar yang
telah pendidik rancang dengan mengevaluasi dan merevisi rancangan dan
pelakasanaan mata pelajaran pendidik. Pendidik bisa gunakan berbagai alat
penilaian, sperti ujian, persentasi, dan material portofolio siswa untuk
menilai keberhasilan dalam belajar melalui blog.
Hal ini juga dapat
digunakan di perguruan tinggi, seperti halnya saya sendiri ikut merasakan
asyiknya belajar melalui blog.
Berdasarkan uraian di atas maka ayo, kita kita mencoba untuk menggunakan
teknologi untuk pembelajaran salah satunya blog. sehingga anak lebih kreatif,
aktif dan tentunya pembelajaran lebih variatif dan tidak menjadi bosan.
Daftar Pustaka
Smaldino.E.S, dkk. 2011.
Instructional Techonology And Media For Learning: Teknologi Pembelajaran Dan
Media Untuk Belajar. Jakarta: Kencana
Sumber: Widiantoro.S,S.Pd. 2011. Blog Sebagai
Media Pembelajaran IPA. http://guru-ipa-pati.blogspot.com
Skripsi : Pardede.P. 2010. Blog sebagai sebagai
media pembelajaran dan alat pengelolaan serta pengembangan ilmu di perguruan
tinggi. Universitas Kristen Indonesia.